Matius 13:24-30, 36-43

“Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu.”
(Mat. 13:26)

Saat masih kecil, saya dan teman-teman sering bermain bola. Karena kami tidak mampu untuk menyewa lapangan bola yang mahal maka kami bermain di tanah-tanah kosong milik warga. Namun, permainan acapkali terasa tidak nyaman karena kami terganggu oleh ilalang yang tumbuh di tanah tersebut. Tumbuhan ilalang adalah sejenis rumput yang tepian daunnya tajam sehingga akan mengakibatkan luka apabila kita bergesekan dengannya. Tumbuhan ini memiliki sifat invasif, yakni dominan terhadap suatu wilayah tertentu sehingga mengalahkan pertumbuhan tanaman lainnya.

Kepada orang banyak yang berbondong-bondong mengikuti Dia, Yesus mengajarkan mereka untuk berintrospeksi diri: mereka ada di posisi gandum atau lalang. Benih gandum dipakai oleh Yesus untuk mengumpamakan anak-anak Kerajaan Allah, sedangkan lalang menjadi simbol anak-anak si jahat. Benih gandum ditabur oleh Yesus, sementara benih lalang ditabur oleh iblis, dan ladangnya adalah dunia. Gandum tumbuh dan terimpit oleh lalang, tetapi saat panen tiba keduanya akan dipisahkan.

Youth, dalam kehidupan yang kita jalani bukankah terkadang muncul banyak impitan dari sekeliling? Seberapa kuatkah kita dapat bertahan menjadi tumbuhan yang menghasilkan buah yang baik? Apakah kita akan mati terimpit dan menjadi seperti dengan lalang yang tidak mengeluarkan buah? Di kantor, kampus dan sekolah, banyak impitan yang dapat membuat kita tidak bertumbuh. Bertahanlah terus karena kuasa pemeliharaan-Nya senantiasa ada.

1. Siapakah yang dimaksud dengan ilalang dan gandum?
2. Apa kesulitanmu untuk bertumbuh di dalam kehidupan?

Pokok Doa: Bertahan di tengah situasi sekeliling yang buruk.