Ibrani 6:13-20

Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir.
(Ibr. 6:19)

Adakalanya hal-hal buruk terjadi pada orang baik. Di saat itu, orang bisa saja mengatakan bahwa hidup itu tidak adil dikarenakan rasa sakit dan putus asa yang begitu mendalam. Lantas muncul pertanyaan, mengapa orang-orang yang melakukan kejahatan dalam hidupnya, bahkan yang membuat banyak orang menderita, justru menikmati kehidupan yang nyaman dan mewah? Sebaliknya, orang-orang yang taat kepada Tuhan, yang hidupnya membawa senyum bahagia kepada orang di sekitarnya, justru mengalami pencobaan yang begitu berat.

Ketika segala sesuatu terlihat begitu kelam maka mudah bagi kita untuk kehilangan harapan. Kita mempertanyakan: masih adakah sesuatu yang indah dan layak untuk diperjuangkan di dalam hidup ini? Apakah ada jaminan bahwa penderitaan bisa segera berakhir dan digantikan dengan hal yang baik atau justru akan semakin parah?

Pada titik ini, umat Tuhan memiliki dua pilihan: berdiam dan membiarkan diri hancur atau berpengharapan kepada Tuhan dan mau bangkit. Ketika seseorang pasrah dan diam karena keputusasaan, keadaan tidak akan berubah. Namun, dengan memiliki pengharapan kepada Tuhan penguasa alam semesta, akan terjadi awal perubahan dari keadaan yang ada. Pengharapan akan Tuhan yang berkuasa atas diri manusia akan memberikan kekuatan dan Tuhan pun akan menjawab pengharapan mereka. Tuhan yang kita imani adalah Tuhan yang baik, yang mengasihi setiap manusia. Karena itu, carilah Dia, mendekatlah kepada-Nya dan rasakanlah bahwa bersama dengan Tuhan, segala sesuatu akan menjadi baik dan indah.

1. Mengapa kita berharap kepada Tuhan?
2. Apa yang harus kita lakukan sebagai bukti pengharapan kita kepada-Nya?

Pokok Doa: Ketabahan dan pengharapan akan Tuhan di tengah masalah.